Widget HTML #1

Makalah Pendidikan Pancasila

KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memperlihatkan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menuntaskan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGAMALAN PANCASILA DAN GENERASI MUDA JAMAN SEKARANG”. Makalah ini berisikan wacana warta pengamalan pancasila dan generasi muda jaman sekarang
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh alasannya ialah itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala perjuangan kita. Amin.



Surabaya, 05 Oktober 2015
PENULIS



DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1      LATAR BELAKANG
1.2      RUMUSAN MASALAH
1.3      TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1      MAKNA NILAI-NILAI DALAM PANCASILA
2.2      CARA MENSOSIALISASIKAN NILAI-NILAI PANCASILA KEPADA MASYARAKAT
2.3      CARA PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
BAB III
PENUTUP
3.1      KESIMPULAN
3.2      SARAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Memahami, menghayati, dan mempelajari nilai-nilai dalam Pancasila merupakan hal yang diperlu dilakukan sebagai warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan Pancasila merupakan pandangan hidup sekaligus dasar filsafat Negara. Namun memahami, menghayati, dan mempelajari saja tidak cukup. Nilai-nilai Pancasila juga harus diamalkan dan dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kondisi Negara apapun, baik Negara dalam kondisi aman maupun terancam, Pancasila selalu menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia. Hal ini telah terbukti dalam sejarah. Misalnya saat di Indonesia terjadi krisis nasional dan bahaya terhadap eksistensi bangsa, Pancasila tetap menjadi pegangan dalam menuntaskan problem tersebut.
Selain itu Pancasila juga merupakan cerminan dari huruf bangsa dan negara Indonesia yang beragam. Semua itu sanggup terlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila, yakni sebagai jiwa bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup bangsa, dan pedoman hidup bangsa Indonesia. Oleh alasannya ialah itu, penerapan pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan mendasar. Pengamalan pancasila yang baik akan mempermudah terwujudnya tujuan dan keinginan bangsa Indonesia.
Namun pada kenyataannya, nilai-nilai Pancasila sudah mulai luntur. Budaya absurd yang masuk ke Indonesia jawaban adanya globalisasi mempengaruhi nilai-nilai luhur Pancasila. Sehingga banyak generasi muda jaman kini yang perilakunya justru mencerminkan budaya-budaya Negara lain. Nilai-nilai Pancasila yang seharusnya diamalkan justru mulai dilupakan. Sehingga banyak terjadi kriminalitas yang dilakukan oleh cowok Indonesia. Masalah ini perlu diatasi sebelum generasi muda benar-benar melupakan nilai-nilai Pancasila. Maka dari perlu adanya suatu pedoman, cara-cara, serta jalur-jalur untuk mensosialisasikan pedoman pengamalan Pancasila. Karena pendidikan wacana huruf Pancasila sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya pemuda. Sehingga kita arus globalisasi menyerang, maka mereka sudah mempunyai pedoman sehingga bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana makna nilai-nilai dalam Pancasila?
2.      Bagaimana cara mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada masayarakat khususnya pemuda?
3.      Bagaimana cara pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

1.3  TUJUAN
1.      Menjelaskan makna nilai-nilai dalam Pancasila
2.      Menjelaskan cara mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada masayarakat khususnya pemuda
3.      Menjelaskan cara pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  MAKNA NILAI-NILAI DALAM PANCASILA
Nilai-nilai Pancasila termasuk dalam nilai dasar. Nilai dasar tersebut mempunyai kandungan makna yang dalam dan luhur bagi bangsa Indonesia. Kelima nilai dasar itu menjadi sumber bagi pengembangan nilai-nilai dibawahnya.
1.      Makna Ketuhanan Yang Maha Esa
a.       Pengakuan dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa
b.      Menciptakan sikap taat menjalankan berdasarkan apa yang diperintahkan melalui ajaran-ajaran-Nya
c.       Mengakui dan memperlihatkan kebebasan pada orang lain untuk memeluk agama dan mengamalkan pemikiran agamanya
d.      Tidak ada paksakan dan memaksakan agama kepada orang lain
e.       Menciptakan pola hidup saling menghargai dan menghormati antar umat beragama
2.      Makna Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a.       Kesadaran sikap dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan tuntutan hati nurani
b.      Pengakuan dan penghormatan akan hak asasi manusia
c.       Mewujudkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban
d.      Mengembangkan sikap saling mengasihi atas dasar kemanusiaan
e.       Memunculkan sikap empati dalam relasi sosial
3.      Makna Persatuan Indonesia
a.       Mengakui dan menghormati adanya perbedaan dalam masyarakat
b.      Menjalin kerjasama yang akrab dalam mewujudkan kebersamaan dan kegotongroyongan
c.       Kebulatan tekad bersama untuk mewujudkan persatuan bangsa
d.      Mengutamakan kepentingan bersama diatas langsung dan golongan
4.      Makna Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
a.       Pengakuan bahwa rakyat Indonesia pemegang kedaulatan
b.      Mewujudkan demokrasi dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial
c.       Pengambilan keputusan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat
d.      Menghormati dan menghargai keputusan yang telah dihasilkan bersama
e.       Bertanggung jawab melaksakan keputusan
5.      Makna Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a.       Keadilan untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya
b.      Mengembangkan sikap adil terhadap sesame
c.       Menyeimbangkan antara hak dan kewajiban
d.      Saling bekerja sama untuk mendapatkan keadilan

2.2  CARA MENSOSIALISASIKAN NILAI-NILAI PANCASILA KEPADA MASYARAKATKHUSUSNYA PEMUDA
Pengetahuan masyarakat wacana nilai-nilai Pancasila masih minim, terutama para pemuda. Sehingga perlu adanya sosialisasi nilai-nilai Pancasila biar masyarakat tidak meninggalkannya. Sosialisasi tersebut sanggup dilakukan dengan banyak sekali cara. Berikut beberapa teladan jalur yang sanggup ditempuh:
a.       Jalur pendidikan
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengamalan Pancasila, baik pendidikan formal (sekolah-sekolah) maupun pendidikan nonformal (di keluarga dan lingkungan masyarakat), keduanya sangat akrab kaitannya dengan kehidupan manusia. Dalam pendidikan formal semua tindak-perbuatannya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pendidikan keluarga pengamalan Pancasila harus ditanamkan dan dikembangkan semenjak bawah umur masih kecil, sehingga proses pendarah-dagingan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan menuntut suasana keluarga yang mendukung. Lingkungan masyarakat juga turut memilih sehingga harus dibina dengan sungguh-sungguh supaya menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan pengamalan Pancasila. Melalui pendidikan inilah bawah umur didik menyerap nilai-nilai moral Pancasila. Penyerapan nilai-nilai moral Pacasila diarahkan berjalan melalui pemahaman dari pemikiran dan pengamalan secara pribadi.
b.      Jalur media massa
Peranan media massa sangat menjanjikan alasannya ialah imbas media massa dari dahulu hingga kini sangat kuat, baik dalam pembentukan huruf yang positif maupun huruf yang negatif, target media massa sangat luas mulai dari bawah umur hingga orang tua. Sosialisasi melalui media massa begitu cepat dan menarik sehingga semua kalangan bisa menikmati baik melalui pers, radio, televisi dan internet. Dalam memakai media massa tersebut harus dijaga biar tidak merusak mental bangsa dan harus seoptimal mungkin penggunaannya untuk sosialisasi pembentukan kepribadian bangsa yang pancasilais. Jadi, untuk sosialisasi-sosialisasi yang mengancam penanaman pengamalan Pancasila harus disensor.
c.       Jalur organisasi sosial politik
Pengamalan Pacansila harus diterapkan dalam setiap elemen bangsa dan negara Indonesia. Organisasi sosial politik ialah wadah pemimpin-pemimpin bangsa dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan keahliannya, tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur dalam organisasi sosial politik ibarat para pegawai Republik Indonesia harus mengikuti nilai-nilai Pancasila alasannya ialah mereka selain warga negara Indonesia, abdi masyarakat, dan juga sebagai abdi negara, dengan begitu maka segala hambatan akan gampang dihadapi dan tujuan serta keinginan hidup bangsa Indonesia akan terwujud.
2.3  CARA PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Pancasila berisi 5 nilai dasar sebagai landasan pokok penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila perlu diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengamalan Pancasila sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.       Pengamalan secara obyektif
Pengamalan secara obyektif ialah dengan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlandaskan pada Pancasila
b.      Pengamalan secara subyektif
Pengamalan secara subyektif ialah dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila secara langsung dalam bersikap dan bertingkah laris pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan hal tersebut, MPR telah mengeluarkan ketetapan MPR No VI/MPR/2001 wacana Etika Kehidupan Berbangsa. Dinyatakan bahwa etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat merupakan klasifikasi nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laris yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat.
Adapun uraian Etika Kehidupan Berbangsa ialah sebagai berikut:
1.      Etika Sosial dan Budaya
Etika Sosial dan Budaya bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan saling menolong diantara sesama insan dan warga bangsa. Sejalan dengan itu, perlu menumbuhkembangkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Untuk itu juga perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya keteladanan yang harus diwujudkan dalam sikap para pemimpin baik formal maupun informal pada setiap lapisan masyarakat.
Etika ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan membuatkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai, dan membuatkan budaya nasional yang bersumber dari budaya tempat biar bisa melaksanakan adaptasi, interaksi dengan bangsa lain, dan tindakan proaktif sejalan dengan tuntutan globalisasi. Untuk itu dibutuhkan penghayatan dan pengamalan agama yang benar, kemampuan adaptasi, ketahanan dan kreativitas budaya dari masyarakat.
2.      Etika Politik dan Pemerintah
Etika Politik dan Pemerintah dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintan yang bersih, efisien, dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa tanggungjawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk mendapatkan pendapat yang lebih benar, serta menjung tinggi hak asasi insan dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa. Etika pemerintahan mengamanatkan biar penyelenggara Negara mempunyai rasa kepedulian tinggi dalam memperlihatkan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila merasa dirinya telah melanggar kaidah dan system nilai ataupun dianggap tidak bisa memenuhi amanah masyarakat, bangsa, dan Negara.
Masalah potensial yang dapatt menjadikan permusuhan dan kontradiksi diselesaikan secara musyawarah dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan sesuai dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya, dengan tetap menjunjung tinggi perbedaan sebagai sesuatu yang manusiawi dan alamiah.
Etika Politik dan Pemerintahan mengandung misi kedapa setiap pejabat dan elit politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani, berjiwa besar, mempunyai keteladanan, rendah hati, dan siap untuk mundur dari jabatan public apabila terbukti melaksanakan kesalahan dan secara moral kebijakannya bertentangan dengan hokum dan rasa keadilan masyarakat.
Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertata eksekusi alam dalam sikap politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak arogan, jauh dari sikap munafik serta tidak melaksanakan kebohongan public, tidak manipulative dan banyak sekali tindakan tidak terpuji lainnya.
3.      Etika Ekonomi dan Bisnis
Etika Ekonomi dan Bisnis dimaksudkan biar prinsip dan sikap ekonomi dan bisnis, baik oleh perseorangan, institusi, maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi sanggup melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan saing, dan terciptanya suasana aman untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijkan secara berkesinambungan. Etika ini mencegah terjadinya praktik-praktik monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak negarif terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan, serta menghindarkan sikap menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.
4.      Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan
Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya sanggup diwujudkan dengan ketaatan terhadap aturan dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan. Keseluruhan aturan hokum yang menjamin tegaknya supremasi dan kepastian hokum sejalan dengan upaya pemenuhan rasa keadilan yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.
Etika ini meniscayakan penegakan aturan secara adil, perlakuan yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap warganegara di hadapan hukum, dan menghindarkan penggunaan aturan secara salah sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi aturan lainnya.
5.      Etika Keilmuan
Etika Keilmuan dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi biar warga bangsa bisa menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya.
Etika ini diwujudkan secara langsung ataupun kolektif dalam karsa, cipta, dan karya, yang tercermin dalam sikap kreatif, inovatif, dan komunikatif, dalam acara membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta membuat iklim aman bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Etika keilmuan menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan memanfaatkan waktu, disiplin dalam berfikir dan berbuat, serta menepati kesepakatan dan komitmen diri untuk mencapai hasil yang terbaik. Di samping itu, etika ini mendorong tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan, rintangan, dan tantangan dalam kehidupan, bisa mengubah tantangan menjadi peluang, bisa menumbuhkan kreativitas untuk penciptaan kesempatan baru, dan tahan uji serta pantang menyerah.
6.      Etika Lingkungan
Etika Lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggungjawab.


BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
      Bangsa Indonesia mempunyai pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, nilai dan norma yang terkandung di dalamnya merupakan keinginan dari bangsa Indonesia yang harus di amalkan. Pengamalan Pancasila ini harus di lakukan dalam banyak sekali bidang kehidupan di negara Indonesia biar Pancasila benar-benar berperan sebagaimana fungsi dan kedudukannya dan supaya tujuan serta keinginan bangsa Indonesia sanggup terwujud.

3.2  SARAN
      Dewasa ini pengamalan Pancasila semakin memudar terlebih lagi di masa globalisasi, sehingga mengancam mental dan kepribadian bangsa Indonesia terutama para pemuda. Hal ini harus segera ditangani dengan cara meningkatkan penanaman pengamalan Pancasila melalui pendidikan yang seutuhnya, jadi tidak sebatas teori tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, perlu adanya kesadaran dari setiap warga negara akan pentingnya pengamalan pancasila dan mempertahankannya.