Dipecat semakin melesat
Hiruk pikuk berita pemecatan Dokter Terawan telah menjadi Headline News di televisi maupun media cetak. Lepas dari keabsahan atau tidaknya pemecatan, saya hanya kagum dengan sikap dan respon mantan Meteri Kesehatan RI. Ada satu hal yang membuat saya kagum adalah komitmennya ‘untuk membaktikan dirinya bagi sesama’.
Saya tidak tahu persisinya seperti apa reaksi bapak yang suka memuji dan menyembah Tuhan Yesus ini. Saya hanya menangkap ‘ketenangan batin yang melampaui segala akal’ telah memerintah hidupnya. Saya melihat di youtube pak dokter memuji Tuhan dengan sukacita bersama isterinya.
Catatan ini mungkin bisa sedikit membuka wawasan kita semua. Berdasarkan pengalaman pribadi, ‘dipecat’ bukanlah akhir dari segalanya. Tahun 2005 saya pernah dapat surat pemecatan.
Ternyata surat itu justru menjadi jembatan menuju pelayanan pelayanan yang lebih besar dan lebih berdampak. Terkadang orang yang dipecat justru karirnya melesat.
Abang Yusuf Bin Yakob, pernah dipecat secara tidak hormat oleh Potifar, ternyata 13 tahun kemudian jadi orang nomer 2 di negeri Mesir. Jadi doa saya untuk pak dokter, Allah akan terus menyertai bapak di musim hidup yang baru.
Yang jelas tidak ada satu tangan manusia yang bisa membatalkan rencana Allah dalam kehidupan kita. Bahkan malaikatpun tidak akan sanggup membelokan kehendak Allah bagi orang yang ada dalam kehendaknya.
Terkadang Tuhan mengijinkan kita melalui kesulitan supaya kita terus beriman kepada-Nya. Saran saya untuk pak dokter. Segera menyelesaikan semua permasalahan ini. Dan tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara. Berharap kepada Tuhan tidak pernah mengecewakan.